Mediakompasnews.Com – Banyuwangi, Jawa Timur – Yayasan Banu Yasa Sejahtera atau Yabhisa adalah salah satu organisasi non profit yang secara konsisten dalam upaya pencegahan, sosialiasi bahaya TBC di masyarakat. Dikarenakan jika tidak segera di obati dikuatirkan akan menular pada anggota keluarga dari pasien TBC tersebut yang proses penularan nya berasal dari udara yang mengandung percik renik dahak dari penderita TBC. Kantor Yabhisa yang sejak tahun 2020 berada di jl.Perum Brawijaya Regency blok J no 13 Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi, yang memiliki ratusan kader TB yang setiap hari aktif dalam mencari penderita TBC agar mau di ditangani dan di obati bekerja sama dengan Puskemas terdekat.
Case Manager Yabhisa Banyuwangi Aris Dzulfikri Al Hadi M.P.M menjelaskan pada awak media terkait TBC di Banyuwangi ” Tiap hari kader TB yang sudah kami latih terjun ke masyarakat untuk mencari keberadaan dari penderita TBC, dan setelah pasien terdata kemudian ter input dalam SITB Dinas Kesehatan selanjutnya pasien khusus TB RO akan di dampingi oleh pasien suporter. Dalam hal pencarian kasus TBC itu bukankah hal yang mudah, karena ada beberapa stigma negatif dari masyarakat terhadap penderita TBC. Stigma negatif tersebut yang pada umumnya adalah akibat sihir atau sakit kiriman, disitu kader kami memberikan pemahaman beserta solusinya dengan informasi yang benar dan pengobatan nya. Penderita TBC kami dampingi untuk berobat dan kami awasi selama masa penyembuhan antara 6 sampai 9 bulan supaya tidak mangkir dalam berobat karena apabila penderita mangkir dalam satu bulan saja maka pengobatan nya harus dimulai dari awal lagi,” jelas Aris Dzulfikri Al Hadi M.P.H pada media Rabu 13/12/2023 Banyuwangi Jawa Timur.
Dengan cakupan wilayah seluruh Banyuwangi, dan jumlah pasien penderita TBC RO saja lebih dari 50 orang tentu ini adalah tantangan yang serius bagi yabhisa untuk semaksimal mungkin berupaya membantu pemerintah untuk mengatasi masalah TBC khususnya di kabupaten Banyuwangi. Untuk meringankan beban serta memacu semangat berobat pasien, setiap bulan nya yabhisa memberikan bantuan uang tunai sebesar 600 ribu kepada pasien penderita TBC RO yang di berikan selama masa pengobatan. Jika di total anggaran bantuan selama satu tahun, yabhisa telah menggelontorkan dana kurang lebih setengah milyar rupiah untuk menangani masalah TBC RO saja di kabupaten Banyuwangi.
Untuk sinergi dinas terkait yaitu Dinas Kesehatan secara teknis sudah bagus dan kami berharap kedepan nya untuk dibantu dengan dibuatkan Perda yang menaungi masalah TBC di Banyuwangi, yang nantinya itu sangat berdampak sekali pada pasien penderita TBC serta para pengambil kebijakan terkait TBC. Karna setiap pasien yang telah di nyatakan positif TBC RO, akan mengalami penurunan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisiknya melemah mudah lelah, tentu ini kan sangat berdampak pada perekonomian.
” Apalagi jika pasien penderita TBC itu adalah kepala keluarga, pastinya berdampak terhadap perekonomian keluarga, maka dari itu saya berharap agar dinas terkait mengupayakan Perda untuk menaungi problematika TBC di Banyuwangi ” jelas Aris Dzulfikri Al Hadi M.P.M.
Aris Dzulfikri Al Hadi ayah dari satu orang putri juga menambahkan ” Kondisi dari pasien penderita TBC itu sangat dipengaruhi oleh dampak meminum obat, atau yang di sebut efek samping obat (ESO). Untuk itu perlu kecermatan dalam menentukan jenis obat,takaran obat serta jadwal minum obat untuk meminimalkan efek samping obat yang tidak di inginkan,” imbuh nya.
Aris menghimbau kepada masyarakat luas terkhusus para pasien TBC RO yang di dampinginya,” Untuk selalu menjaga hidup sehat, serta menghindari hal-hal yang bisa berdampak terhadap penurunan kesehatan, hindari narkoba, alkohol serta gaya hidup yang kurang sehat. Pasien harus benar benar menjaga pola hidup sehat agar penderita TBC segera sembuh total,” pungkas nya. ( Moch Supriyanto )