Mediakompasnews.Com – Bakau Keramat – Lampung Selatan – mayoritas masarakatnya adalah nelayan dan petani, setelah dengan adanya pembelian BBM Jenis petralit dan solar sangat dibatasi paling hanya mendapatkan Lima liter, Rabu 16/11/2022
Biasanya para nelayan Bakau Keramat,Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung selatan, untuk mencari ikan di perairan pulau sindu, pulau sangiang dan pulau sebesi, itu untuk bahan bakarnya tidaklah cukup untuk sampe balik lagi ke Tempat pelelangan Bakau Keramat karna jarak yang di tempuh sangatlah jauh
Apalagi untuk bulan November dan Desember ini penghasilan pancingan ikan sangatlah berkurang mengingat ke adaan cuaca yang tidak menentu sering berubah kadang ombak besar dan turun angin kencang
Saat di temui awak mediakompasnews.com, Ruslan salah satu pembina Nelayan Dusun Bakau Keramat memaparkan pancingan ikan biasanya untuk saat ini yang mengena seperti ikan kakap merah, ikan simba, dan ikan kerapu,juga ikan tenggiri
Jenis pancing yang di tebar dan dipasang oleh para nelayan Bakau kramat yang ada di beberapa tempat ber Fariativ ada pancing Kotrek juga Rawe, dan untuk pancing rawe sekali menebarkan sekitar 2000.mata pancing, dan memakai umpan cumi dan ikan selar,bisa menghabiskan 15 Kg papar, Ruslam
Lanjut pembina Nelayan Ruslan untuk saat ini nelayan yang ada di pelengan Bakau kramat ada 16 perahu nelayan dan ada juga biasanya dari pulau Rimau balak dan muara piluk “katanya
Keluhannya para nelayan bakau kramat untuk saat ini sangatlah sulit untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis petralit dan Solar karna sangatlah dibatasi, dan tidak mencukupi nelayan untuk bisa mengais rezeki di tengah lautan demi untuk memenuhi kebutahan hidup keluarganya, bahkan kadang para nelayan tidak jadi melaut karna tidak mendapatkan bahan bakar Minyak (BBM)
Harapan Ruslan selaku pembina nelayan dan Semua bagi para Nelayan Bakau Kramat, sangat mengharapkan, semoga Pemangku kebijakan dapat mencari jalan keluarnya, sehingga mudah untuk mendapatkan (BBM) jenis pertalit dan solar sesuai dengan kebutuhan para nelayan, “Tutupnya
( Nasuki)