Mediakompasnews.Com – SUMBAR – Polda Sumatera Barat diminta menginvestigasi kelangkaan Gas Elpiji 3 kilo gram yang hampir setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri gas selalu kosong. Diduga adanya permainan oknum ditingkat pangkalan.
Seperti di Kecamatan Dua Koto,Kabupaten Pasaman dua hari menjelang Hari Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah atau 2023 Masehi gas elpiji 3 kilogram kosong. Para warga yang gasnya sudah habis sibuk mundar mandir mencari gas. Walaupun ada puluhan kedai pengecer di daerah itu,namun gas elpiji tidak ditemukan dan hingga saat tidak diketahui jelas apa penyebab kosongnya gas tersebut.
Salah seorang kedai pengecer di Kampung Simpang Tiga Andilan yang tidak mau dituliskan namanya ketika dikomfirmasi awak media,Jumat(21/4-2023) membenarkan gas elfiji 3 kg kosong. Ketika ditanya apa penyebabnya maka kodong….?
Dia tidak bisa menjelaskan secara pasti. Saat dituding adanya permainan di pangkalan,…..? dia membantah, dan mengatakan,” Kalau permainan tidak ada,yang jelas menjelang hari lebaran ini banyak pemakaian, oleh masyarakat” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa elpiji itu diambil dari Payah Kumbuh,namun barangnya tidak ada sembari mengatakan di tingkat pengecer saja di Paya Kumbuh harganya sudah mencapai Rp.27 ribu, padahal pihak pengecer dekat sekali dengan pangkalan elpiji.
Hal itu diketahuinya saat dia mau menjemput gas elpiji 3 kilogram di Paya Kumbuh,tetapi gas kosong barang tidak ada. Menurutnya gas elfiji kosong bukan hanya di Kecamatan Dua Koto Pasaman,tetapi mencakup di Prov. Sumatera Barat,katanya.
Akibat langkanya gas elpiji tersebut, di Kecamatan Dua Koto saat ini harga gas elpiji 3 kilogram mencapat Rp.38 ribu/ tabung. Hal itu dibenarkan oleh Riyan saat dia membeli gas elfiji di Pasar Nagari Simpang Tonang,Kecamatan Dua Koto.
Untuk itu agar gas elpiji tidak langka ditingkat pengecer, diharapkan kepada Kapolda Sumatera Barat untuk meng investigasi apa penyebab gas elpiji menjadi langka. Bila ternyata ada oknum yang ber spekulan dalam penyaluran gas elpiji tersebut agar dapat ditindak dengan tegas. Sebab bila hal ini dibiarkan berkepanjangan bisa membuat warga resah dan sengsara. (egh).