Mediakompasnews.com – Sumsel – CSR atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen Pertamina sebagai asset nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia. Semangat pemberdayaan masyarakat yang telah berlangsung seiring berdirinya perusahaan ini adalah komitmen untuk memberikan nilai tambah lebih terhadap masyarakat Indonesia, terutama area yang sangat dekat atau berdampingan dengan Sumur sumur minyak Pertamina seperti Kelurahan Karang Kaya, Desa Talang Balai, Desa Lubuk Getam, Desa alang beliung, Desa tanjung tiga, Desa Sukananti, Desa Sialingan Kecamatan Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Rabu (5/4).
Seperti tanggapan Kepala Desa Talang Balai yang juga menjabat sebagai Plt Wakil Ketua DPW APDESI Propinsi Sumatera Selatan, Mulyanto mengemukakan bahwa :” Sejak tahun 2014 yang lalu Pihak Pertamina berjanji akan memperbaiki Fasilitas jalan dari KM 9 sampai dengan KM 17 Desa Talang Balai namun cuma sedikit sedikit saja diperbaiki, padahal di Berita Acara 2014 tersebut disebutkan akan dilakukan pengerjaannya sampai 2019, diduga Pihak Pertamina Hulu Rokan Field Prabumulih tidak begitu serius berkomitmen, padahal dalam Berita Acara Pertemun antara Pertamina dengan Pihak 7 Desa tertanggal : 3 Desember 2014 tertuang 9 komitmen tersebut, dan belum lagi untuk sistem perekrutan tenaga kerja lokal yang berdomisili di daerah operasional Pertamina pun tidak dijalankan sebagaimana aturan yang berlaku”. Ujarnya.
Meneruskan perbincangan dengan Mulyanto tersebut yang juga sempat mengutarakan bahwa :” Kami pun sudah beberapa kali melayangkan surat kepada Pihak Pertamina Hulu Rokan Field Prabumulih, namun sepertinya tidak begitu ditanggapi dengan serius, termasuk keluhan terhadap beberapa jalur pipa yang melintas ditengah perkampungan yang pada aturannya harus ditanam, tapi pada kenyataannya sebagian pipa jalur tersebut muncul di permukaan dan sangat berbahaya sekali terhadap pemukiman bila terjadi bocor, kami sangat memohon perhatian yang lebih serius terhadap tiga faktor tersebut, yaitu satu komitmen terdahulu tentang isi berita acara pertemuan 2014, kedua sistem perekrutan tenaga kerja untuk melibatkan warga dan ketiga keamanan jalur pipa yang muncul diperlukan harap segera ditanam, bila Pihak Pertamina ingin berdialogpun, kami siap,” pungkasnya.
Ketika dalam kegiatan peliputan berita ini, Awak mediakompasnews menemui Matsarul bin Rebak selaku Pemuka Masyarakat Desa Talang Balai, beliau menuturkan :”Memang Pertamina benar beroperasi melewati jalan Di tengah desa selama ini, bahkan ada beberapa titik sumur sumur pengeboran Pertamina yang berada sangat dekat dengan perkampungan, namun sekarang ini Masyarakat Desa kita tidak satupun yang di rekrut untuk bekerja di Pertamina, bahkan bila ingin masuk bekerja di Pertamina ada biaya masuk yang nilainya sangat besar yaitu antara puluhan bahkan ratusan juta rupiah, jadi sangat sulit untuk bisa bekerja di Pertamina tersebut walaupun warga tersebut adalah masyarakat yang sangat dekat berdampak dengan Pertamina. Kalau bicara substansi pekerjaan, jangankan yang skill, untuk pekerjaan yang non skill pun tidak ada peluang bagi kami, seibaratnya menjadi Office boy, sopir atau security pun terasa sangat sulit dan perlu biaya besar.
Mungkin Pihak Pertamina akan bertanya pernahkah Pihak warga mendaftar atau melamar, jawabnya pernah dan ada, tapi tidak pernah ada kelanjutan, bahkan mungkin lamaran tersebut sudah menjadi lumutan (berjamur-red).”
“Saya sebagai Pemuka Masyarakat sangat berharaf bahwa masyarakat yang berdampak dan berdekatan langsung dengan wilayah operasional pertamina ini dilibatkan sebagai Office boy, Security, sopir atau pekerjaan apapun yang setara dengan potensi dan kemampuan warga, sehingga masyarakat merasa memiliki dengan Pertamina tersebut. Apalagi dari 7 Desa di area Operasioanl pertamina ini terdapat 33 Sumur minyak yang aktif dan non aktif. Seperti di sumur 227 dan sumur 156 itu bisa diperkirakan ribuan barel minyak yang dihasilkan. Dan bila memang ada perekrutan tenaga kerja, kami mohon diprioritaskan untuk warga setempat walaupun nantinya secara aturan harus di test, dan apapun hasilnya kami siap menerimanya. Harapan kedepan nya kami mewakili warga berharaf agar kiranya warga dapat dilibatkan didalam Perusahan Pertamina, kami siap berdampingan.” Begitu permintaan serta keluhan warga yang diungkapkan Matsarul bin rebak selaku pemuka masyarakat kepada awak mediakompasnews.com
Selanjutnya pada kesempatan lain awak mediakompasnews berusaha menemui Pihak Pertamina terutama humas untuk konfirmasi hal tersebut, dan ketika menemui Pihak Pertamina pun, Awak mediakompasnews tidak dapat berbincang langsung dengan Pihak Humasnya, yang bisa cuma ditemui 2 orang karyawan perwakilan saja, dan karyawan tersebut menyarankan untuk berkomunikasi ke Pihak Humas melalui WhatsApp saja, lalu awak mediakompasnews mengirimkan pesan singkat di WhatsApp dan mengenalkan diri serta mengirimkan fhoto Id Card dan Surat Tugas MediaKompasNews untuk mengkonfirmasi, namun kenyataan dibalas dengan pesan ” Mohon maaf sebelumnya, utk pertanyaannya tdk spesifik terkait apa .Apakah sy bisa minta point point pertanyaannya. Dan kalau boleh tau apakah sebagai wartawan sdh memiliki sertifikasi.
Mohon maaf krn sy belum kenal sebelumnya, maka saya harus menanyakan ini dan pertanyaan ini sebagai prosedur yg hrs sy lakukan sebelum memberikan klarifikasi tks.” Begitu pesan dari humas pertamina …..
Begitu miris nya sebagai seorang karyawan BUMN di Pertamina yang dalam hal ini harus menanyakan Status Wartawan harus Sertifikasi, sementara mediakompasnews yang datang bertujuan mencari informasi dan klarifilasi serta konfirmasi permasalahan Komitmen Pertamina terhadap masyarakat dari 7 Desa yang sudah tertulis dalam Berita Acara 3 Desember 2014 yang sudah lama.
Kaperwil Sumatera Selatan
Natal I H Patty.