Mediakompasnews.Com – Indramayu – Mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi ditingkat petani dengan penggunaan Kartu Tani sebaga bukti penggarap sawah belakangan menjadi kendala teknis karena proses yang dianggap rumit, Selasa (10/01/2023).
Seperti yang dikeluhkan para petani di wilayah kabupaten Indramayu, hadapi musim tanam rendeng 2023 untuk mendapatkan pupuk bersubsidi harus menggunakan Kartu Tani untuk mendapatkan pupuk yang dibutuhkan yaitu jenis urea dan ponskha.
Kendala implementasi pupuk bersubsidi yang kerap terjadi umumnya pada pendataan dan penyaluran kepada petani. Kondisi ini di perparah perubahan bank penyalur dari Bank BRI ke Bank Mandiri yang harus menempuh prosedur baru yang harus dipenuhi petani untuk mendapatkan kartu baru,
“Saya di Gapoktan Jaka Tarub proses mendapat Kartu Tani diperoleh bertahap, bisa diambil oleh petani langsung atau pengurus dengan syarat harus mengajukan RDKK dan foto copy KTP ke BPP setempat,” tutur Bulhadi salah seorang pengurus Gapoktan.
Ia mengungkapkan dengan perpindahan bank dari BRI ke Mandiri menyebabkan terlambatnya penerimaan Kartu Tani oleh petani yang pada akhirnya terlambatnya penebusan pupuk,” kalau terus terjadi keterlambatan pemupukan, hal ini bisa mebtebabkan kerugian karena mengganggu pertumbuhan tanaman padi, bisa gagal panen,” tegasnya.
Oleh karena itu petani mendesak agar Mandiri sebagai Bank yang ditunjuk bisa segera mencetak Kartu Tani sehingga penyaluran pupuk lancar, karena dilapangan kios dan agen pupuk sudah siap melayani pupuk petani.
(Nana/Uj)